MANAJEMEN MENURUT PRESPEKTIF UMUM
Pada dasarnya manajemen sudah ada
sejak manusia itu ada. manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan
manusia, mengapa demikian, karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan
sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik
langsung maupun tidak langsung. Baik disadarai ataupun tidak disadari.
1.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Pengertian Manajemen secara umum
adalah suatu cara atau metode yang konseptual mengenai pemberdayaan atau sumber
daya secara keseluruhan yang operasionalisasinya dilaksanakan secara
terencana,terorganisasi teratur tertib terkoordinasi serta terjendali sehingga
tujuan atau sasaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen
dipetakan kepada tiga hal, yaitu; Pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan
bahwa manajemen memerlukan ilmu pengetahuan. Kedua, manajemen sebagai seni
dimana manajer harus memiliki seni atau keterampilan memanej. Ketiga, manajemen
sebagai profesi, bahwa manajer yang profesiaonal yang bisa memanej secara
efektif dan efesien.
Manajemen adalah Proses Perencanaan,
Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengawasan. Pengertian manajemen juga dapat
dilihat dari tiga pengertian yaitu:
Ø Manajemen Sebagai Suatu Proses
Manajemen sebagai suatu proses.
Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut
:
1.
Encylopedia
of the social science
yaitu suatu
proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2.
Georgy
R. Terry
yaitu cara
pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan
orang lain.
3.
Haiman
manajemen yaitu
fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi
usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
Ø Manajemen Sebagai Suatu Kolektivitas
Manusia
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari
orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas
atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang
yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya
aktivitas manajemen disebut Manajer.
Ø Manajemen Sebagai Ilmu ( Science )
Dan Sebagai Seni
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni. Mengapa disebut demikian?
sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan
menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang
gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan
metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan
dalam bentuk suatu teori.
2.
UNSUR MANAJEMEN
Para ilmuan
memiliki beragam pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen atau juga disebut
dengan unsur-unsur manajemen.
Menurut Louis
A. Allen dalam bukunya Management and Organization menegemukakan tentang
element of Management terdiri dari;
a)
Planning,
(perencanaan),
b)
Organization
(pengorganisasian),
c)
Coordination
(Koordinasi), Motivating (motivasi),
d)
Controling
(pengawasan)
Kemudian
menurut George R. Terry
a)
Planning
b)
Organizing
c)
Actuating
d)
Controling
Sedangkan
menurut James A.F. Stoner bahwa fungsi manajemen meliputi
a)
Planning
b)
Organizing
c)
Leading
d)
Controling
Dari beberapa
unsur/ fungsi manajemen akan mengantarkan kepada tujuan yang diharapkan oleh
suatu institusi/ organisasi tertentu.
3.
FUNGSI MANAJEMEN
Beberapa
hal yang didalam proses tahapan kegiatan yang dilakukanoleh institusi atau
perorangan dalam rangka mengelola sumber daya yang terdiri atas modal, SDM,
natural resources dan iptek antara lain dapat dijelaskan dibawah ini.
1.
Menyusun
konsep rencana yang matang jelas dan obyektif.
2.
Mendesain
bagan dan sruktur organisasi seluruh kegiatan agar proses kegiatan manajemen
berlangsung secara teratur, procedural dan terarah serta terkoordinasi.
3.
Menggerakan
dan menggiatkan yang meliputi tugas dan memimpin dan mengarahkan keseluruhan
kegiatan terutama dalammenggerakan dan
menggiatakan sumber daya manusia .
4.
Melaksanakan
pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan agar tugas keseluruhan berlansung
secara terkendali, dalam arti terarah, termonitor dan terevaluasi secara
seksama.
Gambar 9.1
Konsep Fungsi
Manajemen bisnis
Pada Gambar 9.2 berikut digambarkan bahwa proses manajemen yang
terdiri atas Planning, Organizing, Directing, dan Controlling
itu ditujukan pada pengelolaan material dan capital resources yang
menggunakan iptek untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan
memperdayakan kemampuan sumber daya manusia sebagai inti pengelolaan di dalam
manajemen. Dengan perkataan lain, bahwa obyek yang dikelola atau diatur dalam
menejemen ini terdiri atas people (manuasia), material (natural resources),
capital atau modal dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Sementara itu,
dari upaya pengelolaan semua Resources
dalam proses manajemen resebut di tujukan atau dimaksudkan untuk mencapai
tujuan (Organization Goal) yang
bersifat tertentu, dengan harapan agar pengelolaan dan proses manajemen
berlansung secara benar yakni efektif dan efisien serta tujuan yang ditetapkan
itu dapat tercapai ecara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
MANAJEMEN MENURUT PRESPEKTIF ISLAM
Menurut Ketua Dewan Penasihat
Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang
sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat
baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang
bagus demi kesejahteraan bersama.
Ada empat landasan untuk
mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: kebenaran, kejujuran,
keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu
agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling
penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa
kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep
manajemen.
1.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Dalam konteks Islam manajemen
disebut juga dengan (سياسة- إدارة – تدبير) yang bersal dari lafadz (ساس – أدار – دبر). Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen
(Al-Idarah) ialah;
االإدارة هي معرفة
إلى أين تذهب ومعرفة المشاكل
التي تجنبها ومعرفة القوي والعوامل التي
تنعرض لها معرفة كيفية التصرف
لك ولبا خرتك والطاقم الباحرة
وبكفاءة وبدون ضياع في مرحلة
الذهاب إلى هناك.
Artinya:
manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus
dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan
kapal serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses
mengerjakannya.
Dari ta’rif di
atas memberi gambaran bahwa manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur
tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai
jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus
utama.
Manajemen
menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah
pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak merugikan pimpinan
maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah
mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja
melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan
bersama antara pimpinan dan bawahan. Jika seorang manajer mengharuskan
bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka sebenarnya
manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini sangat bertentangan dengan
ajaran agama Islam. Manajemen Islam juga tidak mengenal perbedaan perlakuan
(diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras.
1.
MANAJEMEN YANG DILAKUKAN RASULULLAH
Manajemen Islam
juga tidak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama,
atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum
Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun
manajemen.
Sesungguhnya rasulallah dalam
kapasitasnya adalah sebagai pemimpin dan imam yang berusaha memberikan metode,
tata cara atau solusi bagi kemaslahatan hidup umatnya, dan yang dipandangnya
relevan dengan kondisi zaman yang ada. Bahkan , terkadang Rasulallah
bermusyawarah dan meminta
pendapat dari para sahabat atas persoalan yang tidak ada ketentuan wahyunya. Rasulallah mengambi pendapat mereka wlaupun mungkin bertentangan dengan pendapat
pribadinya.
Proses dan
sistem manajemen yang diterapkan rasulallah bersifat tidak mengikat bagi para
pemimpin dan umat setelahnya. Persoalan hidup terus berkembang dan berubah
searah dengan putaran waktu dan perbedaan tempat. Yang dituntut oleh syariat
adalah para pemimpin dan umatnya harus berpegang teguh pada asas manfaat dan maslahah, serta
tidak menyia-nyiakan ketentuan nash
syari’. Namun, mereka tidak terikat untuk mengikuti sistem manajemen Rasul
dalam pemilihan pegawai, misalnya, kecuali, jika metode itu memberikan asas
maslahah yang lebih, maka ia harus mengikutinya. Jika ia menolaknya, ini
merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah. Dan hal ini diharamkan oleh
allah dan Rasul-Nya.
Standar asas manfaat dan masalah tidaklah bersifat tetap. Ia bisa berubah dari
waktu ke waktu. Dan dari satu tempat ke
tempat lainnya. Untuk itu, manajemen dalam
islam bersandar pada hasil ijtihad pemimpim dan umatnya. Dengan catatan,
ia tidak boleh bertentangan dengan konsep dasar dan prinsip hukum utama yang
bersumber dari alqur’an dan al-sunnah, serta tidak bertolak belakang dengan
rincian hukum syara’ yang telah dimaklumi. Umat muslim masih memiliki ruang
untuk melakukan inovasi atas persoalan detail yang belum terdapat ketentuan
syari’nya.
Bagaimana
sebenarnya kepemimpinan Rasulallah SAW sebagai perwujudan kepemimpinan Allah
SWT bagi umat manusia, sebagai fakta pengetahuan yang benar, rahasianya hanya
ada pada sang pencipta yang mengangkat dan mengutusnya sebagai Rasul. Dalam
menggali dan mencari fakta dan makna yang benar dari kepemimpinan Rasulallah
SAW itu, jika seorang penganalisa sampai pada hasil yang benar, yang
ditemukannya itu adalah rahmat dari Allah SWT.
Allah SWT telah
memenuhi janji-Nya untuk melengkapi manusia yang menjadi Rasul-Nya dengan
kepribadian yang terpuji. Kepribadian yang terpuji itu memiliki beberapa sifat
yang disebut sifat-sifat Wajib bagi seorang Rasul Allah SWT, yang dimiliki juga
oleh Muhammad SAW.
Sifat-sifat Wajib itu adalah sebagai berikut:
1.
siddiq
(benar)
2.
amanah
(terpercaya)
3.
tabligh
(menyampaikan)
4.
fatanah
(pandai)
5.
maksum
(bebas dari dosa)
Demikianlah
lukisan kepribadian Rasulallah SAW sebagai pemimpin yang dicintai umatnya,
bukan karena singgasana atau tahta, sehingga berkuasa untuk memaksakan
kehendaknya. Beliau tidak memerlukan kekerasan untuk menindas agar orang lain
mematuhi dan taat kepadanya. Kedudukan sebagai pemimpin tidak pernah
dimanfaatkannya untuk mengumpulkan dan menumpuk harta kekayaan bagi dirinya dan
keturunannya. Beliau justru hidup dalam kemiskinanseperti rakyat lainnya.
2.
SASARAN MANAJEMEN
Untuk mencapai
tujuan manajemen tidak hanya terfokus kepada manusia sebagai manajer dan
anggota pelaksana lain sebagaimana definisi manajemen. Namun disamping itu juga
memerlukan sarana-sarana yang lain yang erat hubungannya dengan pencapaian tujuan.
Sehingga sarana-sarana manajemen menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan antara
satu sarana dengan sarana lainnya.
Adapun
sarana-sarana itu meliputi;
1.
Men
(manusia) sebagai sumber daya utama yang mengatur dan menggerakkan segala
aktifitas.
2.
Money
(uang) merupakan sarana yang selalu mengiringi segala aktifitas seseorang.
3.
Material
(materi) atau bahan-bahan merupakan sarana manajemen yang bisa merespons
terhadap perkembangan zaman.
4.
Methods,
(metode) sebagai sarana manajemen dalam upaya efesiensi dan tepat guna dalam
pencapaian tujuan. Dan yang terakhir
5.
Markets
(pasar) bagaiamana hasil dari organisasi tersebut benar-benar bermanfaat dan
dibutuhkan oleh masyarakat.
3.
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Manajemen
memiliki beberapa fungsi yang terkait dengan pencapaian tujuan.
Dalam konteks
Islam manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan konsep
manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
sebagai falsafah hidup umat Islam. Unsur-unsur tersebut diantaranya;
a)
(التخطيط) atau Planning
yaitu
perencanaan/ gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu,
metode tertentu. Sebagaimana Nabi telah bersabda: (إن الله يحب إذا
عمل أحدكم العمل أن يتقنه)
Artinya:
Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan
, dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas. (HR. Thabrani).
Dalam Al-Qur’an
Allah berfirman, (فإذافرغت فانصب وإلى
ربك فارغب)
artinya: Maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu
berharap. (Al-Insyirah; 7-8)
Setiap apa yang
diperbuat oleh manusia maka ia harus mempertanggung jawabkannya. Agama
mengajarkan umatnya untuk membuaat perencanaan yang matang dan itqan, karena
setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab akibat. Adanya perencanaan yang baik
akan menimbulkan hasil yang baik juga sehingga akan disenangi oleh Allah.
Tentunya penilaian yang paling utama hanya penilaian yang datangnya dari Allah
SWT.
b)
(التنظيم) atau Organization
Dapat
didefinisikan bahwa pengorganisasian merupakan pembentukan badan atau betuk
sruktur kumpulan orang di mana hubungan kerja sama antar orang dan fungi
didalam badan organisasi ini mekanismenya berlansung secara efektif dan efisien
dalam mencapai suatu tujuan tertentu
yang telah ditentukan sebelumnya. Pengorganisasian merupakan wadah tetang
fungsi setiap orang , hubungan kerja baik secara vertikal atau horizontal.
Dalam surat Ali Imran Allah berfirman (واعتصموابحبل الله جميعا ولاتفرقواواذكروا نعمت
الله عليكم إذكنتم أعداء…)
Artinya: Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan… (Ali Imran; 103)
Ayat di atas
menunjukkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bisa
diorganisir dengan baik. Maka hendaknya bersatu-padulah dalam bekerja dan
memegang kometmen untuk menggapai cita-cita dalam satu payung organisasi
dimaksud.
Allah
berfirman; ( لايكلف الله نفسا
إلا وسعهالهاماكسبت وعليها مااكتسبت…)
Artinya: Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Al-Baqarah; 286)
Kinerja bersama
dalam organisasi disesuai dengan kemampuan yang dimiliki olah masing-masing
individu. Menyatukan langkah yang berbeda-beda tersebut perlu ketelatenan
mengorganisir sehingga bisa berkompetitif dalam berkarya. Disamping ayat di
atas, Sayyidina Ali bin Abi Thalibmembuat statemen yang terkenal yaitu; (الحق بلا
نظام يغلبه الباطل بنظام)
Artinya:
Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebatilan
yang diorganisasi dengan baik.
Statemen Sayyidina Ali merupakan
pernyataan yang realistis untuk dijadikan rujukan umat Islam. Hancurnya suatu
institusi yang terjadi saat ini karena belum berjalanannya ranah organisasi
dengan menggunakan manajemen yang benar secara maksimal.
Manfaat yang
diperoleh dari konsep perorganisasian ini secara teoritis mestinya haru
tercipta adanya:
1.
Tugas
dapat dilaksanakan lebih teratur dan terspesifikasi.
2.
Tingkat
koordinasi antar fungsi lebih terpadu.
3.
Tingkat
pengawasan lebih efisien.
4.
Mekanisme
kegiatan mempunyai pedoman yang jelas .
5.
Konsep
design mencegah ovelaping keseluruhan kegiatan .
6.
Diisi
oleh staf yang sesuai dengan tuntutan fungsi yang obyektif.
c)
(التنسيق) atau Coordination
upaya untuk
mencapai hasil yang baik dengan seimbang, termasuk diantara langkah-langkah
bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang
diidamkan. Allah berfirman; (يأيهاالذين أمنواادخلوا فى السلم
كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطان
إنه لكم عدو مبين)
Artinya; Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhannya, dan
janganlah kamu turuti langkah-langkah setan, karena setan itu musuhmu yang
nyata. (Al-Baqarah; 208)
Apabila manusia
ingin mendapat predikat iman maka secara totalitas harus melebur dengan
peraturan Islam. Iman bila diumpamakan dengan manusia yang ideal dan Islam
sebagai planning dan aturan-aturan yang mengikat bagi manusia, maka tercapainya
tujuan yang mulia, memerlukan adanya kordinasi yang baik dan efektif sehingga
akan mencapai kepada tujuan ideal. Cobaan dan kendala merupakan keniscayaan,
namun dengan manusia tenggelam dalam lautan Islam (kedamaian, kerjasama dan
hal-hal baik lainnya) akan terlepas dari kendala-kendala yang siap mengancam.
d)
(الرقابة) atau Controling
pengamatan dan
penelitian terhadap jalannya planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat
mutlak bagi pimpinan untuk lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang ia
lakukan akan efektif. Allah berfirman (يأيهاالذين أمنوالم تقولون مالاتفعلون)
Artinya; Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? (Q.S. Ash-Shoff; 1)
Dalam surat
At-Tahrim Allah berfirman (يأيهاالذين أمنواقواانفسكم وأهليكم نارا..)
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
(Q.S. At. Tahrim; 6)
Menjaga
keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik
organisasi keluarga maupun organisasi secara universal. Bagaimana manajer bisa
mengontrol orang lain sementara dirinya masih belum terkontrol. Dengan demikian
seorang manajer orang terbaik dan harus mengontrol seluruh anggotanya dengan baik.
Dalam ayat yang
lain Allah menjelaskan bahwa kontrol yang utama ialah dari Allah SWT. (ألم تر
أن الله يعلم مافى السموات
وما فى الأرض…)
Artinya:
Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi… (Al-Mujadalah; 7)
Dalam konteks
ayat ini sebenarnya sangat cukup sebagai konsep kontrol yang sangat efektif
untuk diaplikasikan. Memahami dan membumikan konteks ayat ini menjadi hal yang
sangat urgen. Para pelaksana institusi akan melaksanakan tugasnya dengan
konsisten sesuai dengan sesuatu yang diembannya, bahkan lebih-lebih
meningkatkan spirit lagi karena mereka menganggap bahwa setiap tugas
pertanggung jawaban yang paling utama adalah kepada Sang Khaliq yang mengetahui
segala yang diperbuat oleh makhluk-Nya.
e)
(ترغيب) atau Motivation
menggerakan
kinerja semaksimal mungkin dengan hati sukarela. Masalah yang berhubungan
dengan motivasi Allah telah berfirman; (وأن ليس للإنسان إلا
ما سعى)
Artinya: Dan
bahwasanya mausia tiada memperoleh selain dari apa yang telah diusahakannya.
(Q.S. An-Najm; 39)
Dalam ayat yang
lain Allah berfirman: (إن الله لايغير
ما بقوم حتى يغيروا ما
بأنفسهم)
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengobah sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’du; 11)
Dari dua ayat
tersebut di atas berimplikasi adanya motivasi untuk selalu berusaha dan merobah
keadaan. Dengan adanya usaha dan adanya upaya merobah keadaan ke rarah yang
lebih baik akan mengantarkan kepada tujuan dan kesuksesan yang nyata.
Dalam sebuah
kata hikmah disebutkan (من جد وجد)
Artinya: Barang
siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapatkan.
Disamping itu
Allah berfirman; (أدعوني أستجب لكم)
Artinya;
Mintalah kamu semua kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan padamu. (Q.S.)
Dalam ayat yang
lain Allah SWT., juga berfirman yang ada kaitannnya dengan motivasi, (فمن يعمل
مثقال ذرة خيرايره. ومن يعمل مثقال ذرة
شرايره)
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah; 7-8)
Dari uraian di
atas merupakan bentuk anjuran Islam bagi umat manusia untuk memiliki motivasi
dalam menjalani hidup. Dengan tingginya semangat dan motivasi sebagai modal
awal dalam meraih kehidupan yang lebih cerah dan terarah. Dengan demikian bahwa
planning yang menjadi acuan utama akan dengan mudah untuk bisa direalisasikan,
karena dengan berdasarkan agama, motivasi manusia tidak sekedar hanya tumenyelesaikan
ntutan duniawi saja, tetapi juga terhadap pertanggung jawaban ukhrawinya.
f)
(الخلافة) atau disebut Leading
mengatur,
memimpin segala aktifitas kepada tujuan. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak
membahas tentang kepemimpinan. Diantaranya firman Allah SWT., dalam surat
Al-An’am sebagai berikut; (وهوالذي جعلكم خلائف الأرض
ورفع بعضكم فوق بعض درجات
ليبلوكم فى مااتاكم)
Artinya; Dialah
yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikan-Nya
sebagaian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu
tentang semua yang diberikannya kepadamu. (Al-An’am; 165)
Selain dalam
Al-Qur’an, Al-Hadits juga banyak yan membahas tentang kepemimpinan,
diantaranya; (كلكم راع وكلكم
مسؤل عن رعيته)
Artinya: Setiap
kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban mengenai
orang yang kamu pimpin. (HR. Muslim)
Dalam konsepi
ajaran Islam bahwa pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang yang yang
memimpin institusi formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih uiversal bahwa
kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup ia
sebagai pemimpin, baik memimpin dirinya maupun kelompoknya.
Dengan demikian
kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari setiap individu. Setiap orang
harus bisa memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah dan menjahui
larangan-Nya. Apabila manusia sudah bisa memeimpin dirinya, maka tidak mustahil
bila ia akan lebih mudah untuk memimpin orang lain. Disamping itu
pertanggungjawaban pemimpin dalam konteks Islam tidak serta merta hanya kepada
sesama manusia, tetapi yang paling utama adalah pertanggungjawaban kepada
Khaliknya.
4.
MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI
Islam memandang
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah untuk mengemban amanah mengerjakan ibadah
untuk bekal hidupnya baik di dunia maupun akhirat. Dalam konteks hubungan kerja
antara perusahaan dengan manusia sebagai pemimpin maupun tenaga keraja Islam
memandang manusia harus mempunyai etos
kerja tinggi dalam mengemban semua amanah yang diterimanya untuk mencapai ridha
Allah.
Secara kodrat
manusia memiliki kapasitas dan potensi yang bebeda-beda. Perbedaan potensi ini
secara fitrah mengharuskan manusia melakukan kerjasama antara mereka untuk
mencapai tujuan kebaikan bersama, seperti yang difirmanan Allah dalam Al Qur’an
surah Al Maidah ayat 2.
Dalam kerjasama
manusia didalam suatu organisasi tentunya menerapkan sistem pendelegasian.
Objek yang didelegasikan terdiri dari tugas pekerjaan, kekuasaan atau amanah. Untuk
menuju kebaian bersama, pendelegasian manusia dalam organisasi harus tepat. Berikut
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pendelegasian dalam suuatu
organisasi:
a)
Penerima
delegasi harus mempunyai kapasitas dan potensi yang mumpuni yang berkaitan
dengan objek yang didelegasian.
b)
Penerima
delegasi harus berkemampuan intelektual skill yang cocok dan baik atau kompeten
c)
Penerima
delegasi harus benar-benar terbukti bereputasi jujur
d)
Penerima
delegasi harus kredible (siddiq)
e)
Penerima
delegasi secara fisik dan batin mampu melasanaan tugas yang diberikan
f)
Adanya
kejelasan tanggung jawab pada pendelegasian
g)
Pemberian
hak sesuai potensi dan tanggung jawab
5.
PERBEDAAN ANTARA MANAJEMEN SYARIAH DAN MANAJEMEN KONVENSIONAL
Sebenarnya
terdapat perbedaan mendasar antara manajemen syariah (islam) dengan manajemen
modern. Keduanya berbeda dalam hal tujuan, bentuk aturan teknis, penyebarluasan
dan disiplin keilmuannya. Disamping itu, pengembangan pemikiran modern oleh
Negara barat telah berlangsung sangat dinamis.
Di satu sisi, masyarakat muslim belum optimal dalam mengembangkam
kristalisasi pemikiran manajemen syariah dari penggalan sejarah (turats) yang
otentik, baik dari segi teori maupun praktik. Padahal Rasulallah telah bersabda
bahwa: “Telah aku tinggalkan atas kalian semua satu perkara, jikakalian
berpegang teguh atasnya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya setelah ku,
yaitu kitab allaah (alqur’an) dan sunnah ku(Hadis).” Perbandingan antara
manajemen syariah dan manajemen konvensional antara lain :
a)
Paradigma Manajemen Syariah dan Konvensional
SYARIAH
|
KONVENSIONAL
|
|
VISI
|
IMAN
|
IDEOLOGI KOMERSIL
|
MISI
|
AMAL/IBADAH
|
PROFESIONALISME DALAM PRODUKSI
|
METODOLOGI
|
SYARIAH
|
COMMON MANAGEMENT PRACTICE
|
b)
Metodologi
METODE KONVENSIONAL
|
METODE SYARIAH
|
1.
Menetapkan
kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan akal untuk menemukan
kebenaran-kebenaran metafisik yang final. Keterbatasan kekuatan akal
menyebabkan keterpaduan prinsip-prinsip, baik secara global maupun spesifik,
terus berevolusi kea rah kesempurnaan melalu empasan-empasan koreksional yang
berjalan.
2.
Upaya
coba-coba (trial and error) manusia berdasarkan perkiraan dengan berbagai
metodologi, yanhg dijalankan dalam kerangka pemikiran-pemikiran dan
nilai-nilai yang berkembang pada zamannya.
|
1.
Menempatkan
syariah sebagai pedoman dasar yang mempunyai prinsip baik secara spesifik
dalam keterpaduan yang optimum yang berlaku universal dan sepanjang zaman,
yang paripurna dan sempurna.
2.
Upaya ijtihad
(interpretasi syariah dalam rangka langkah realisasi) manusia berdasarkan
kebutuhan perkembangan zaman dan teknologi dalam kerangka mencapai
keberhasilan.
|
c)
Rasionalitas Manajemen
METODE KONVENSIONAL
|
METODE SYARIAH
|
Efisiensi
factor produksi
Pertimbangan
sosio-psikologi-ekonomi.
|
Efisiensi
factor produksi
Pertimbangan
sosio-psikologi-ekonomi.
Pertimbangan
nilai-nilai dan prinsip syariah yang menjamin kesuksesan dan kelanggengan
suatu bisnis.
|
a)
Hasil Yang Diharapkan
METODE KONVENSIONAL
|
METODE SYARIAH
|
PARETO OPTIMUM
Keseimbangan
pada optimalitas pareto.
Mengoptimalkan
sumber-sumber daya sehingga efisien dan menghasilkan kontinuitas.
|
OPTIMUM ISLAMI
Keseimbangan
pasar yang mencerminkan proses realisasi secara terus-menerus antara
efisiensi dan keadilan yang optimal, hanya dapat tercapai bila terjaga :
Ad-dien
(keimanan)
An-nafs (jiwa)
Al-aql (akal)
An-nasl
(keturunan)
Al-maal
(kekayaan)
Keterpaduan
dengan komposisi yang tepat antara factor ekonomi dan pertimbangan
nilai-nilai dan prinsip syariah.
|
1.
KEUNGGULAN MANAJEMEN SYARIAH
Syariah islam
telah mengatur dan membimbing manusia diseluruh aspek kehidupan. Dengan
tuntunan syariah inilah manusia bisa mencapai al-falaah (kesuksesan,
keberhasilan, dan kemenangan) dan hayatan thayiban (kehidupan yang baik,
maslahat dan sejahtera). Syariah memang sangat patut dijadikan landasan untuk
mencari solusi dalam tantangan berusaha dalam era globalisasi ini. Tujuan islam
adalah kemaslahatan pada setiap zaman dan tempat, yang membawa pada keselamatan
dan kontinuitas berusaha dengan segala tantangannya, baik bagi bisnis itu
sendiri maupun lingkungan bisnis dan masyarakat dimana bisnis itu berjalan. kenggulan-keunggulan
bisnis dan manajemen syariah adalah sebagai berikut :
a.
Menguntungkan dan membawa kemaslahtan bagi semua pihak
Indahnya esensi syariah islam adalah menghilangkan semua yang
berbahaya dan mudharat bagi manusia dan kehidupan, dalam produk dan jasa suatu
bisnis maupun metode suatu manajemen. Penerapan syariah juga berarti
menyediakan segala yang dibutuhkan dalam suatu produk, jasa, maupun manajemen
secara memadai sehingga produk dan jasa diterima pasar serta manajemen pun
berjalan lancer. Dengan demikian, kemaslahatan bagi semua pihak dapat terwujud
dan keuntungan pun akan diraih.
b.
Meningkatkan keuntungan jangka panjang
Semua kebijakan bisnis dan manajemen yang berdasarkan syariah
memang membutuhkan komitmen, biaya maupun investasi di depan. Tetapi secara
jangka panjang keuntungan-keuntungan yang diraih atas kebijakan tersebut
melebihi komitmen, biaya, maupun investasi yang telah dilakukan.
c.
Meningkatkan daya tahan produk dan jasa dalam persaingan, dan lebih
menjamin kontinuitas bisnis.
Dengan kebijakan bisnis dan manajemen berbasis kemaslahatan,
dukungan, dan sinergi dari para stakeholder akan mudah tercapai sehingga pada
gilirannya daya tahan bisnis dan manajemen pun akan lebih kuat di tengah
persaingan yang ketat sehingga keberlanjutan bisnis lebih terjamin.
d.
Menempatkan suatu bisnis dalam posisi yang optimum di antara
seluruh aspek yang mendukungnya.
Basis kemaslahatan dalam syariah juga akan memosisikan bisnis dan
manajemen syariah dalam ranah 3P, yaitu People-Manusia, Profit-Keuntungan, dan
Planet-Lingkungan-Alam semesta.
KESIMPULAN
Sesungguhnya manajemen itu sudah ada
ketika manusia sudah ada, dan tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari
didalam mengatur hidupnya. Adapun tuntunan dan acuan manajemen didalam islam
ialah berpegang teguh kepada Al-quran dan Hadis. Allah SWT mengutus Muhammad
SAW sebagai salah seorang yang sangat ahli didalam manajemen baik itu agama, politik,sosial
maupun ekonomi, beliau adalah pemimpin yang wajib dicontoh dan diteladani oleh
umat islam.
DAFTAR REFERENSI
1.
Achsin, Inggi H. 2003. Konsep
Praktik Manajemen Portofolio Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Eriyono.2012. “Perkembang Manajemen dalam Prespektif Islam” http://eriyonoyon.blogspot.com/2012/01/perkembangan-manajemen-dalam-perspektif.html?m=1
(18 Maret 2015)
3.
Hefni Y. 2008. “Manajemen
dalam Prespetif Islam” https://hefniy.wordpress.com/2008/10/06/manajemen-dalam-perspektif-islam/
(18 Maret 2015)
4.
Muslich. 2007. Bisnis
Syariah Prespektif Muamalah dan Manajemen. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.
5.
Pandu Umat, 2011. “Memahami
Manajemen dalam Prespektif Islam” https://panduummat.wordpress.com/2011/03/16/memahami-manajemen-dalam-perspektif-islam/
(18 Maret 2015)
6.
Saifullah, Muhammad. Etika
Bisnis Islam dalam Praktek Bisnis Rosulullah.
7.
Sofyan, Riyanto. 2011. Bisnis
Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
good knowledge...
BalasHapussangat bermamfaat
BalasHapusterima kasih
izin copy yaa yg teori nya
BalasHapusmohon izin meng-copy nggih, buat salah satu referensi.. terimakasih
BalasHapusTerima kasih atas ilmunya. Izin save dan copy sebagai referensi pribadi saja
BalasHapus